Panji Nandiasa
2 min readJul 6, 2020

Demokrasi Ekonomi untuk Mewujudkan Demokrasi yang Sesungguhnya

Menerapkan demokrasi artinya bukan sekadar memilih pemimpin 5 tahun sekali, demokrasi haruslah menjadi bagian dari keseharian kita. Kira-kira begitulah salah satu kutipan dari Suroto, seorang senior pegiat koperasi dalam kuliah umum seputar demokrasi ekonomi berikut.

Alih-alih demokrasi, pada kenyataannya sistem politik kita dikuasai oleh oligarki dan plutokrat. Oligarki artinya beberapa kelompok yang sepertinya berbeda-beda namun sesungguhnya bersekongkol demi “menang-menang” versi mereka sendiri, kasarnya kartel kalau dalam bisnis. Sedangkan plutokrat artinya orang kaya yang menggunakan uangnya untuk berpolitik, prakteknya yaitu konglomerat yang mengajukan mahar agar dapat ditunjuk sebagai kandidat.

Dalam kuliah ini Suroto menyebutnya sebagai plutogarki, beberapa kelompok yang juga merupakan konglomerat bekerja membuat kebijakan yang akhirnya hanya untuk kepentingan mereka sendiri.

Yang kalah: rakyat dengan kemampuan ekonomi terbatas

Inilah mengapa demokrasi ekonomi penting: agar masyarakat tidak bergantung pada elitnya. Masyarakat bisa mandiri tanpa bergantung pada politisi. Masyarakat bisa bersikap, bisa mengemukakan pendapat tanpa harus menghamba pada politisi, dalam hal ini orang kaya.

Masalah demokrasi dan bagaimana masyarakat sekadar menjadi alat banyak terlihat di ranah kesenian. Di tahun poitik banyak orang kesenian yang secara langsung menjadi buzzer politisi dengan harapan-harapan tertentu. Jadi amat sulit berharap mereka memiliki sikap yang netral, bisa menghadirkan karya-karya dengan isu aktual karena segan selama ini telah banyak didukung politisi tersebut.

Salah satu bentuk dari demokrasi ekonomi, sebagaimana yang ditawarkan oleh Suroto yaitu dengan berkoperasi. Bekerjasama gotong-royong untuk usaha bersama. Karena dalam koperasi yang dihitung adalah individu, bukan seberapa banyak ia menanamkan modal.

Webinar di atas menjelaskan secara ideologis pentingnya demokrasi ekonomi dan koperasi.

Panji Nandiasa
Panji Nandiasa

Written by Panji Nandiasa

Tulisan-tulisan impulsif dan reaktif. Catatan menjadi, dan pengingat tidak ingin jadi apa. Dapat didukung pada halaman karyakarsa.com/pnnji

No responses yet