Member-only story

Nilai Hidup Manusia dalam Trilogi The Matrix

Panji Nandiasa
2 min readJan 30, 2021

--

Selama satu pekan kemarin saya coba menghabiskan waktu dengan maraton trilogi The Matrix dari The Matrix (1999), The Matrix Reloaded (2003), dan The Matrix Revolution (2003) besutan Lilly Wachowski dan Lana Wachowski. Ketiga film telah tayang di Netflix.

Menonton trilogi ini di masa sekarang kalau dipikir-pikir menjadi pengalaman tersendiri. Dulu waktu nonton Matrix Reloaded dan Revolution saya belum memahami banyak referensi-referensi di dalamnya. Zion tanah terjanji, dan berbagai referensi hikayat Bani Israil. Saat itu juga masih tiga tahun lewat jelang nyasar kuliah di jurusan teknologi informasi, di mana saya baru akan memahami kode biner di balik segala yang terlihat di layar komputer, atau branding Oracle dan banyak lagi. Yang paling utama, jelas saat itu saya belum melihat dunia seperti saat sekarang.

Trilogi The Matrix bercerita tentang para manusia pemberontak melawan otoritas, dalam hal ini kecerdasan buatan atau robot. Robot dengan kecerdasan buatan ini dengan lihainya membuat dunia The Matrix tempat para manusia hidup dan beraktivitas. Senyata apapun yang terlihat, semuanya semu karena manusia yang hidup dalam The Matrix hanya digunakan tenaganya sebagai baterai tenaga untuk para otoritas tadi. Familier dengan kondisi ini?

Trilogi ini dalam filmnya yang pertama memperkenalkan dirinya dengan cara yang…

--

--

Panji Nandiasa
Panji Nandiasa

Written by Panji Nandiasa

Tulisan-tulisan impulsif dan reaktif. Catatan menjadi, dan pengingat tidak ingin jadi apa. Dapat didukung pada halaman karyakarsa.com/pnnji

No responses yet