Member-only story

Mengulik Mitos Mulut Laki-Laki dan Perempuan Lewat Berbagai Medium Diskusi

Panji Nandiasa
2 min readAug 1, 2021

--

Ada sebuah pandangan tentang cerewetnya mulut perempuan dan bagaimana perempuan tidak bisa diam. Apabila ada mitos yang terbukti salah dengan adanya teknologi khususnya teknologi komunikasi, salah satunya yaitu mitos tersebut.

Telah lama ditelaah fenomena podcast dan banyaknya para laki-laki membuat podcast telah membuktikan rapuhnya mitos ini. Itu satu hal. Hal lain yang saya temukan yaitu di medium-medium diskusi audio lain seperti clubhouse dan juga yang saya ikuti belakangan daan akan lebih saya bahas yaitu Twitter Space, sebuah fitur baru dari Twitter yang memungkinkan terjadinya diskusi secara audio antar pengguna.

Twitter Space dalam hal ini lebih mempertegas mitos tersebut dibandingkan dengan podcast biasa karena beberapa hal, antara lain ia dapat memberi kesempatan para pemirsanya untuk ikut bertanya, berbicara, berpartisipasi selain orang-orang yang mengawali ruang. Benar saja, dari beberapa kali ini ikut diskusi Space, bisa terjadi beberapa kali semua yang bicara adalah laki-laki (termasuk di antaranya saya sendiri) dan tidak ada perempuan.

Dari sana, dan mempertimbangkan bahwa kita sendiri hidup di alam patriarki, kita kemudian perlu menyadari bahwa mikrofon atau kesempatan bicara perlu dengan sadar untuk dimoderasi. Gerakan-gerakan yang mengkritisi ajang diskusi yang semuanya laki-laki sesungguhnya coba mengingatkan bahwa ada representasi suara lain selain pria-pria yang tidak berhenti berbunyi ini karena di dalam dunia…

--

--

Panji Nandiasa
Panji Nandiasa

Written by Panji Nandiasa

Tulisan-tulisan impulsif dan reaktif. Catatan menjadi, dan pengingat tidak ingin jadi apa. Dapat didukung pada halaman karyakarsa.com/pnnji

No responses yet