Mengamati dan akhirnya menjadi korban kemunafikan Twitter/X

Panji Nandiasa
1 min readAug 17, 2023

Apakah ini tulisan butthurt? Bisa saja, sesuai disclaimer pada profil bahwa tulisan saya di sini adalah tulisan-tulisan reaktif.

Singkat kata pertengahan 2010an saya sudah merasa aneh dengan kemunafikan barat yang diwakili oleh twitter. Beberapa akun menghilang karena menyampaikan pendapat. Mereka dianggap menyebarkan ujaran kebencian dan banyak lagi. Mungkin dalam hal ini kita berbeda. Mungkin orang-orang ini Anda anggap sebagai penyebar ujaran kebencian dan sebagainya. Di sisi lain, Twitter pun masih memelihara akun-akun yang merusak seperti pornografi sampai revenge porn ataupun sebenarnya sama aneh opininya namun dari pihak bersebrangan.

Melihat hal tersebut sebenarnya saya sudah terpelatuk. Beberapa kali coba diet tweet atau malah off dulu. Namun karena juga mungkin sudah kecanduan, akhirnya saya aktifkan kembali sampai sekarang.

Sebulan lalu tiba-tiba akun saya ditangguhkan atas alasan detail yang tidak jelas. Hanya disebut melanggar aturan komunitas. Buat yang belum tahu, saya biasa membuat cuit tentang berbagai plesetan, budaya populer seperti film dan buku. Serta banyak juga komentar sosial termasuk politik yang kadang saya mengomentari status quo (tidak mau kegeeran kalau penyebabnya ini) . Sebagai lulusan pendidikan IT, saya sendiri cukup aware mana titik aman berpendapat. Tapi setelah 14 tahun akun saya ditangguhkan begitu saja.

Beberapa teman menghubungi, ada juga yang mengaku bakal stres kalau itu terjadi padanya. So far, ini ternyata lebih mudah buat saya dan mungkin lebih menyehatkan juga. Hanya mungkin jadi ada sedikit opini publik atau beberapa lingkaran yang luput. Selebihnya semua berjalan normal dalam hidup.

Akhir kata, 1300 sekian dan 14 tahun. Bila memang ini akhirnya, maka berakhirlah. Life goes on.

--

--

Panji Nandiasa

Tulisan-tulisan impulsif dan reaktif. Catatan menjadi, dan pengingat tidak ingin jadi apa. Dapat didukung pada halaman karyakarsa.com/pnnji