Member-only story
Lima Hari Maraton 5 Musim Attack on Titan
Pekan lalu saya coba menyempatkan diri melanjutkan nonton Attack on Titan, serial animasi Jepang (anime) adaptasi dari komik Jepang (manga) karya Hajime Isayama. Sebuah anime yang gaungnya amat terasa, apalagi bagi mereka yang lumayan bersentuhan dengan berbagai individu pengikut budaya populer. Sesungguhnya sekitar sembilan tahun lalu saya sempat menonton anime ini beberapa episode awal, tapi karena masih saat itu masih on going pengalaman menonton ini praktis terputus begitu saja. Terlebih karena kemudahan akses menonton tidak seperti saat ini di mana judul ini bisa ditonton di Netflix.
Beberapa hiruk pikuk tentang serial anime ini pun agak memancing rasa penasaran, tapi bersamaan dengan hal tersebut juga ada suara-suara negatif yang menganggap anime ini terlalu dibesar-besarkan dan sebagainya, sebuah kombinasi yang membuat saya turut ragu. Lagi pula, pengalaman awal saya tidak dulu menonton rasa-rasanya tidak terlalu mengesankan, apalagi grafisnyaa cukup disturbing buat saya dulu. Sampai, mungkin juga karena pandemi, dan juga kampus yang belum mulai semester baru, saya memutuskan untuk melanjutkan apa yang dulu saya tonton.
Saat memulai marathon atau saat ini biasa disebut bingewatching, saya memulai dari musim pertama episode 6 berbekal dari ingata-ingatan yang telah saya miliki dulu. Ada hal-hal yang sedikit saya pahami tentang Attack on Titan bahwa anime ini akan…