I’m Pursuing Doctoral Degree in Bandung

Panji Nandiasa
3 min readJul 15

Sejak mulai serius jadi dosen tiga tahun lalu, saya sudah tahu bahwa saya akan perlu S3 dan pendidikan di Indonesia semakin mendorong hal tersebut. Sehingga persiapan ya mulai saya lakukan sejak 2020 saat kuliah online dari ikut IELTS (2020 dan 2022), ikut Schoters (untuk persiapan ke luar negeri tahun lalu), ikut TPA dan mulai email-email ke calon promotor.

Singkat cerita akhir 2022 saya coba menghubungi salah satu promotor yang tertera di website SBM ITB. Dalam surel, saya ceritakan niat saya sambil berbagi proposal riset saya tentang rencana meneliti distribusi film di Indonesia. Gayung berambut, profesor ini membalas email saya sambil dengan baik hati meminta saya memperkuat argumen dan berbagai sumber tambahan. Setelah beberapa kali korespondensi, profesor ini mengarahkan saya untuk mendaftar. Ya, saya resmi dapat promotor untuk S3.

Tapi semua tidak sampai di situ, masih ada proses administrasi melalui sistem yang harus saya lalui. Tahap pertama, ada dokumen yang ternyata tertinggal sehingga proses pendaftaran tidak dilanjutkan. Percobaan kedua, sampai pada tahap wawancara dan sepertinya semua lancar. Tapi ada satu hambatan bahwa dalam sistem, saya mendaftar untuk ITB eksekutif di Jakarta. Saat wawancara saya diberi masukan kalau saya lebih cocok di Bandung. Saat wawancara (jelas, reaksi saya cukup sporadis), saya mengiyakan kalau harus ke Bandung selain kalau program eksekutif jauh lebih mahal dan tidak ada program beasiswa untuk itu. Wawancara pun selesai.

Pekan-pekan setelahnya dipenuhi beberapa kebimbangan karena, di tempat sekarang ada rutinitas dan keajegan yang sudah saya bangun dan saya harus meninggalkannya. Pekerjaan pun harus ditinggal dan saya harus undur diri dulu dari kantor karena belum ada sistem cuti belajar atau tugas belajar. Tapi saya coba buatkan tekad karena.. Ini bukan kesempatan yang selalu datang begitu saja.

Kegalauan lain hadir karena pada hari pengumuman.. Jeder! Pada email, diumumkan bahwa saya ditolak.

Kebimbangan pun seketika berganti. Kegagalan yang biasa terjadi seolah masih berulang. Sampai kemudian petugas administrasi menelepon dan menceritakan permasalahannya bahwa dalam sistem, saya perlu mengulang dan mengubah pilihan ke ITB Bandung. Saya yang sudah siap mencari pilihan-pilihan lain (karena sebelumnya juga sudah bilang atasan akan pindah ke Bandung) kemudian melalui proses administrasi kembali sampai wawancara yang jujur pada tahap kedua ini Bahasa Inggris saya jadi lebih…

Panji Nandiasa

Tulisan-tulisan impulsif dan reaktif. Catatan menjadi, dan pengingat tidak ingin jadi apa. Dapat didukung pada halaman karyakarsa.com/pnnji