Member-only story
Alasan baru tapi lama, jadi dosen
Hari-hari belakangan sebenarnya ada kegundahan, ada rasa tertarik untuk kembali ke industri walau mungkin tidak secara penuh dan masih mengajar. Di semester yang baru ini saya merasa terlalu invested, cukup demanding terhadap mahasiswa, apa lagi yang saya ajar adalah seputar bisnis digital. Sebuah area yang saya pedulikan.
Saya ingin mereka menjadi marketer yang baik kelak ketika lulus. Lebih baik dari pendahulu mereka, milenial-milenial ala boomer. Tapi di sisi lain saya harus sadar bahwa perkuliahan daring saat ini amat sulit terlalu berharap akan hal itu. Masih butuh proses, belum juga saya harus ingat bahwa mahasiswa yang saya ajarkan masih berada di semester-semester awal.
Perihal ini mungkin kita bahas di lain kesempatan.
Kemudian belakangan saya juga terus terpapar dengan sepak terjang tokoh satu ini. Mahfud MD. Sosok yang seperti memberi harapan, namun seperti berubah ketika masuk dalam lingkar kekuasaan. Dalam beberapa kesempatan, ia mengaku bahwa dosen adalah profesi aslinya.
Beberapa waktu yang lalu, ia membuat sebuah tweet bicara tentang pemerintah yang selalu dituding menyeleweng dari Pancasila. Namun di sisi lain ia abai, tidak terdengar suaranya saat banyak orang dibui tanpa proses yang jelas dan kepemilikan mereka terhadap berbagai buku-buku dijadikan alasan penangkapan. Ia hanya bicara seputar pemerintah, sedangkan upaya rakyat belajar dan membaca banyak hal selama ini dianggap menyeleweng dari Pancasila.