Member-only story
2015–2021
Mungkin istilah ibadah memang lebay, cringe, atau terlalu bagaimana. Namun semakin dirasakan atau menonton film-film yang ada di dalamnya istilah ekstrim tersebut jadi ada bagian yang masuk akalnya astaghfirullah.. (?).
Anyway, tahun ini merupakan perhelatan JAFF ke-6 saya. Entah kenapa JAFF seperti jadi kewajiban di akhir tahun sejak saya pertama kali mengunjungi acara ini tahun 2015. Dalam tulisan ini saya mencoba napak tilas beberapa hal, yang utama latar diri saat itu.
2015: Tahun di mana saya ikut mulai memprakarsai program Sinema Rabu. Ini juga tahun di mana saya ditawari mengajar di almamater dan mulai bekerja paruh waktu jadi dosen. Saya pun mulai resign dari kerja kantoran. Datang ke JAFF atas kelowongan tersebut dan mendaftar ke forum komunitas (forkom) dan mengikuti berbagai programnya, alias sekalian nginep gratis. Kenal mas Yani dan beberapa orang yang selama ini saya baru tahu namanya. Ketemu beberapa film yang berkesan untuk dibawa ke Sinema Rabu, dan juga ketemu film-film pendek Asia yang masih meninggalkan kesan sampai sekarang.
2016: Tahun ke-2 saya jadi dosen di almamater yang sama. Setelah JAFF 2015, awal tahun ini saya jadi lumayan gencar ke beberapa festival dan acara film di Pulau Jawa. Ke JAFF Waktu itu cari penginapan bareng Iman — cinematicorgasm (yang sekarang jadi renggang hiks). Ke stasiun dari Jakarta bareng Sarah Adilah yang lagi nonton di Sinema…